REFORM COLLEGE
G O E S T O S M A K A R A N G T U R I
O l e h : T i m A D I W I Y A T A S M A K A R A N G T U RI
Karangturi Menuju Sekolah Hijau
Semarang – SMA Karangturi siap memantapkan diri sebagai sekolah yang maju Adiwiyata tingkat Nasional. Berbagai upaya dan hal nyata terus dilakukan guna menunjang tercapainya lingkungan sekolah yang edukatif, produktif, dan rekreatif. Bekerjasama dengan Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) Kota Semarang, dalam kegiatan REFORM College, SMA Karangturi mengikuti serangkaian acara secara virtual melalui platform Zoom Meeting pada hari Rabu, 26 Januari 2022 pukul 14.00 WIB.
Kegiatan Reform College ini mengangkat tema “One Green Step Matters” yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran akan bahaya limbah sampah dan pentingnya penghijauan. Selain itu dalam kegiatan tersebut juga menjelaskan bagaimana cara memanfaatkan barang tidak layak pakai menjadi barang yang memiliki nilai jual. Kegiatan tersebut diikuti sebagian besar peserta didik SMA Karangturi serta beberapa guru pendamping. Selain dari SMA Karangturi, peserta juga berasal dari luar negeri. Penyampaian materi berlangsung interaktif dengan menghadirkan pemateri full berbahasa Inggris dan juga menghadirkan penerjemah ke dalam bahasa Indonesia.
Rangkaian Kegiatan
Awal masuk dalam kegiatan Reform College ini, peserta workshop dipandu oleh host dalam ruang virtual, kemudian peserta diarahkan menuju ruang virtual 1 dan ruang virtual 2 berdasarkan asal sekolah. SMA Karangturi mendapatkan ruang virtual 2 yang dipandu oleh Kak Grace sebagai MC, Kak Shofia sebagai pembicara 1, Kak Milton Sebagai pembicara 2, Kak Dien sebagai penerjemah 1, dan Kak Ocha sebagai penerjemah 2.
Materi pertama disampaikan oleh Kak Shofie berkaitan dengan jumlah sampah terbanyak di dunia hingga lebih spesifik Kota Semarang. Sampah plastik mendominasi menjadi limbah sampah penyumbang terbanyak dibanding dengan limbah sampah lainnya. Kota Semarang sendiri, sampah plastik menempati urutan ke dua dengan prosentase sebesar 17.2%. Kebiasaan buruk lain yang sering dilakukan menurut Kak Shofie adalah kebiasaan membakar sampah, mengubur sampah, dan membuang sampah sembarang. Padahal, kegiatan tersebut sangat tidak dianjurkan dan tidak diperbolehkan, karena dapat mencemari lingkungan sekitar. Selain itu Kak Shofi juga memberikan tips bagaimana cara untuk mengurangi limbah sampah, salah satunya adalah mengurangi penggunaan plastik dan menghindari barang sekali pakai.
Lanjut ke pembicara ke dua, disampaikan oleh Kak Milten dengan topik bahasan bagaimana cara mendaur ulang limbah sampah yang sudah tidak terpakai menjadi barang layak pakai dan dapat dimanfaatkan. Tujuan utama jelas untuk mengurangi limbah sampah. Selain itu barang yang sudah jadi dapat dimanfaatkan sebagai bahan fungsi guna dan dapat dijadikan sebagai penambah penghasilan dengan cara dijual. Beberapa karya diantaranya adalah pembuatan tas slempang dari plastik, frame dari limbah kertas, dan pembuatan eco enzyme.
Dengan bertambahnya ilmu dan wawasan baru yang didapatkan dari kegiatan Reform College diharapkan dapat menumbuhkan rasa kepedulian lingkungan, sehingga dapat tercipta lingkungan yang nyaman, asri, dan bersih. BERSAMA KITA MENJAGA, UNTUK BUMI LEBIH HIJAU.