Sejalan dengan harapan kurikulum dan trend dunia pendidikan di era global, dimana menginginkan agar peserta didik lebih aktif, kreatif, inovatif, dan mampu mengikuti pelajaran dengan antusiasme yang tinggi, maka guru harus mengembangkan proses pembelajaran terbaik dan modern sehingga dapat membekali peserta didik dengan sesuatu berharga dan benar-benar bermanfaat dalam kehidupan.

Dalam komunitas IPA yang diidentikan dengan logika, rasio dan penalaran, kita juga harus mendekatkan diri dengan hal-hal yang bersentuhan dengan imajinasi, estetika, intuisi, musik, seni sehingga pola pikir dalam kehidupan kita menjadi seimbang dan tetap inspiratif. Dengan slogan “Chemistry is everywhere” dimana semua aspek kehidupan, peristiwa disekitar kita selalu terkait dengan kimia, dapat menjadi sumber inspirasi kita untuk melakukan inovasi proses pembelajaran. Sesuatu akan menjadi menarik, apabila kita melihat sesuatu itu dari sisi yang menarik, dan itu hanya dapat tercipta jika kita jeli melihat sisi-sisi menariknya. Selanjutnya kita mencari tinjauan ilmiahnya dari berbagai sumber disertai visualisasi data yang akurat dan menarik. Dengan memanfaatkan teknologi ICT serta sentuhan art yang didukung seni pemaparan yang menarik maka jadilah pembelajaran kimia sebagai sebuah pertunjukan yang bermakna (chemo edutaiment). Untuk dapat melakukan itu, maka kita harus memiliki tiga sifat, yaitu peka, kritis, dan kreatif terhadap fenomena yang ada di sekitar. Peka artinya orang lain tidak begitu memperhatikan kaitannnya dengan ilmu kimia, tetapi kita mampu menangkapnya sebagai fenomena yang dapat dijelaskan dengan ilmu kimia. Kritis artinya fenomena yang tertangkap oleh mata kita mampu diolah dalam pikiran hingga memunculkan berbagai pertanyaan yang menggelitik kita untuk mencari jawabannya. Kreatif artinya dengan kepiawaian pola pikir kita didasari pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep kimia, selanjutnya kita berusaha menjelaskan atau bahkan menciptakan suatu aktivitas yang mampu menjelaskan fenomena tersebut kepada diri sendiri atau orang lain dengan kemasan yang artistik.

Apapun yang kita lihat, kita alami setiap hari mampu memunculkan keingintahuan yang berujung pada pencarian jawaban secara serius. Setelah memperoleh jawabnya, pasti akan memunculkan dorongan lebih kuat untuk mengetahui lebih dalam sisi menarik kimia lainnya. Sebagai contoh di rumah kita ada bahan yang sering digunakan untuk pembuatan kue yaitu soda kue (baking soda), cuka, gula dan bahan kimia lainnya. Jika kita peka dalam mengamatinya akan timbul pertanyaan kritis untuk mencari tinjauan ilmiah sebagai berikut :
  • Apa rumus kimia dan sifat kimia dari soda kue?
  • Kenapa zat tersebut dapat digunakan untuk bahan pembuatan kue?
  • Kenapa zat tersebut dapat digunakan untuk bahan memadamkan api?
  • Kenapa zat tersebut dapat digunakan untuk bahan minuman penyegar?
  • Kenapa zat tersebut menjadi perhatian dalam industri minuman?

Dari pertanyaaan diatas mendorong sikap kreatif kita untuk mencari informasi dari berbagai sumber (literatur, internet, praktisi dll), kita akan memperoleh jawaban :

Rumus kimia soda kue adalah NaHCO3 merupakan garam bersifat basa (garam dari basa kuat dengan asam lemah). Jika baking soda kita reaksikan dengan asam cuka maka terjadilah persamaan kimia :
Gas CO2 yang terbentuk dapat mengembangkan kue, dan karena sifat CO2 yang tidak terbakar serta mempunyai massa jenis yang jauh lebih besar dari oksigen maka dapat digunakan untuk memadamkan api dalam skala yang kecil. Sedangkan jika soda kue direaksikan dengan asam sitrat akan terjadi persamaan kimia :
Gas CO2 yang terbentuk jika dicampurkan pada pengolahan minuman dapat menyebabkan minuman jadi terasa segar dan sifat endotermis akan menyebabkan rasa dingin pada tenggorokan pada saat kita minum. Dari persamaan kimia sederhana inilah para kreator produk minuman terinspirasi untuk mengembangkan usaha minuman penyegar, minuman dalam bentuk serbuk sehingga mampu mengantarkan banyak pengusaha mencapai kesuksesan luar biasa.

Dari satu contoh fenomena tersebut kelihatan dengan jelas bahwa produk makanan seperti kue, minuman penyegar, minuman serbuk dapat berkembang dari sebuah inovasi atau rekayasa produk yang didasari sebuah persamaan kimia yang sangat sederhana. Jika fenomena ini kita kemas dalam sebuah proses pembelajaran dengan mendatangkan praktisi yang kompeten serta berpengalaman dalam manajemen dan pemasaran sebuah produk maka tidaklah berlebihan jika konsep chemo entrepreunership menjadi salah satu rujukan dalam inovasi pembelaran kimia modern. Dari sinilah siswa akan mengetahui secara langsung manfaat ilmu kimia dalam mengelola sebuah perusahaan yang berbasis ilmu kimia terapan dengan segala tantangannya.

Masih banyak hal yang bisa kita kembangkan untuk menanamkan spirit entrepreunership pada peserta didik sebagai contoh kita melatih siswa untuk melakukan eksperimen membuat produk kimia yang kita pergunakan sehari-hari seperti sabun mandi, sabun cuci, garam beryodium, pasta moca dll. Selain itu untuk melatih sikap kritis kita perhatikan peristiwa :

  1. Orang di desa yang pulang dari sawah biasanya kegerahan lalu mandi. Air yang digunakan untuk mandi ditaburi garam dapur, yang menurut mereka membuat lebih segar. Hal ini dapat dijelaskan dengan ilmu kimia, yaitu garam dapur yang dilarutkan dalam air akan terionisasi, ion-ion tersebut menyebabkan tegangan permukaan air menjadi besar, sehingga ketika digunakan mandi akan membantu membuka pori-pori kulit lebih lebar, akibatnya penguapan tubuh menjadi lebih cepat dan badan merasa lebih segar.
  2. Orang yang sakit panas, untuk menurunkan panasnya dikompres dengan alkohol, hal ini karena untuk menguap alkohol memerlukan energi panas yang diambil di sekitarnya, yaitu diambil dari tubuh orang yang dikompres, sehingga suhu tubuh orang tersebut menjadi turun.
  3. Pada lumbung-lumbung padi biasanya orang menyimpan beras yang diletakkan di atas tumpukan arang (banyak dilakukan petani di Kalimantan). Hal ini karena arang bersifat menyerap air yang menjadikan beras tetap kering (tidak lembab) sehingga kutu beras tidak datang.
  4. Ketika orang di desa mengeringkan tepung biasanya diberi cabe merah, tujuannya agar tepung cepat kering. Mengapa demikian ? Oleh karena cabe mengandung zat kapsaisin yang memberi rasa pedas dan bersifat higroskopis, maka cabe membantu mempercepat keringnya tepung tersebut.
  5. Orang yang keracunan disuruh menelan telur (terutama putih telurnya), mengapa ? Oleh karena zat putih telur adalah albumin, yaitu salah satu protein yang bersifat mengikat racun dengan cara menkoagulasi racun tersebut agar tidak menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang bisa juga menggunakan air kelapa muda (tidak harus kelapa hijau), karena air kelapa muda mengandung enzim yang bertugas membentuk daging kelapa. Enzim adalah salah satu bentuk protein yang bersifat sama dengan putih telur.
  6. Penjual jamu mencampurkan kuning telur pada jamunya, mengapa kuning telur ? Zat aktif pada jamu larut pada pelarut organik, maka kuning telur yang digunakan sebab zat kuning telur mengandung kolesterol yang bersifat non polar / organik.
  7. Orang yang mengunyah nasi lama-lama berasa manis, karena adanya air ludah yang mengandung enzim ptialin yang mampu menghidrolisis karbohidrat menjadi molekul yang lebih sederhana diantaranya glukosa yang berasa manis.

Sesuatu harus terus kita lakukan demi kemajuan pendidikan karena dengan pendidikan yang maju perubahan dapat kita lakukan, teruslah berinovasi supaya bekal ilmu dan skill yang kita berikan pada siswa menjadi bermakna dalam kehidupan, sehingga anda akan menjadi guru yang dikenang siswa. Viva Karangturi